Bhayangkara News : Wisata
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 November 2019

Kereen! Ada Wisata Alam dan Sejarah di Areal Persawahan Puthok Ghong Kediri




                                     Kawasan wisata sejarah Candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri


KEDIRI, BHAYANGKARANEWS - Kini masyarakat yang tinggal di wilayah Jawa Timur khususnya di Kabupaten Kediri bisa mengunjungi dan melihat sebuah hasil karya nenek moyang kita terdahulu berupa struktur bangunan candi tua dari bata kuno yang berada di areal persawahan milik Dwi Peni Muafatin Dusun Bumirejo Desa Krecek Kecamatan Badas ,Sabtu (9/11/2019).


Candi Tua tersebut berada diareal persawahan yang disebut oleh warga sejak dahulu dengan sebutan "Puthok Ghong " sebuah gundukan tanah dengan ketinggian 2 meter dari permukaan tanah yang memiliki misteri suara aneh berupa Gong ,Musik Jawa Kuno bahkan sering terdengar suara pagelaran wayang kulit ditempat tersebut hingga menembus kiloan meter dari permukiman warga.


Struktur bangunan candi yang berada di Puthuk Ghong tersebut baru terungkap sejak bulan Juni 2019 oleh komunitas penyelamat dan pelestari benda warisan leluhur " Tim Damar Panuluh Nusantara" selanjutnya dilakukan penelitian dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Mojokerto yang mana candi tersebut berukuran 11 x 12 meter menghadap ke timur.

Kemudian temuan struktur bangunan candi itu selanjutnya dilestarikan oleh tim Damar Panuluh Nusantara bersama Komunitas lainnya,Pemilik Lahan  ,serta perangkat dusun bumirejo ,dibantu tenaga juga oleh Babinsa dan perwakilan Kokam.


Cukup dengan niat panggilan hati,dan tenaga serta dikerjakan  ,maka diluar kawasan struktur bangunan candi puthok ghong saat ini sangat berbeda dibanding awal penemuan pada waktu itu.

Di Kawasan Candi ini sudah terlihat pemandangan yang sangat menyejukkan hati dan indah dipandang oleh mata.

Tentu saja karena lokasi yang dulunya terkenal angker nan wingit yang jarang sekali warga berani menyentuhnya kini sudah disulap menjadi wisata sejarah dan wisata alam.


Tim damar panuluh nusantara bersama kawan kawan komunitas menanam ribuan bibit bunga yang ditanan dikawasan candi tersebut serta bangunan mirip kubah yang terbuat dari bambu juga telah rampung dikerjakan sehingga pengunjung bisa duduk santai sambil menikmati suasana.

Dua buah  kolam ikan hias  yang ditengahnya terdapat jalur jembatan dari tanah liat menuju candi pun juga sudah siap dilalui .

Jembatan bambu diatas sungai pugeran kawasan candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri

Anak anak mulai tertarik menikmati wahana renang di sungai pugeran kawasan candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri

Tidak hanya itu saja akses jembatan juga rampung dibangun meski berbahan dari bambu namun terkesan alami  diatas ketinggian kurang lebih 4 meter dari sungai pugeran.

Tepat di samping candi Puthok Ghong terdapat sebuah wahana kolam renang yang dibuat dari pembendungan sungai pugeran dan kini menjadi salah satu tujuan pengunjung, khususnya anak anak SD,dan SMP.

Terlihat anak anak sangat suka berenang hingga ber jam jam ,dan hampir tiap hari anak anak mengunjungi tempat ini .


Suasana malam dikawasan wisata Candi Puthok Ghong Bumirejo Ds Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri


Alhamdulillah juga, kawasan areal persawahan Puthok Ghong yang dulunya terlihat sangat gelap pada malam hari ,kini sudah nampak dihiasi penerangan lampu yang dibantu oleh warga secara suka rela.

Mulai saat ini Wisata sejarah dan wisata alam Candi Puthok Ghong  yang berada di areal persawahan tidak pernah sepi pengunjung meski disana belum dapat dijumpai penjual makanan maupun warung warung yang berjejer.

Latar belakang pengunjung yang datang pun juga berasal dari warga umum, warga luar kediri bahkan pengunjung dilintas agama,keyakinan dan kepercayaan .(har)

Selasa, 20 Agustus 2019

Panorama Taman Wisata Loksado Ikon Hutan Surga Kalimantan Selatan

Ada sebuah desa yang sangat terpencil dan menjanjikan keindahan alam dengan nuansa perbukitan di Kalimantan Selatan.  Desa ini bernama Loksado, yang terletak di Kab. Hulu Sungai Selatan.

Area ini menjadi tempat tinggal bagi suku Dayak yang masih berpegang teguh pada adat dan istiadat leluhur. Pengunjung akan menjelajahi jantung pegunungan Meratus. Jaraknya sekitar 2 jam-an dari Kota Banjarmasin. Kita akan menemui  keindahan panorama dari hutan tropis yang memukau. Juga hiasan dari guyuran air terjun serta aliran sungai yang nampak kokoh membelah jalur perjalanan.

Dari atas bukit via fullsrg.blogspot.com



Bila sudah sampai di Sumber Air Panas Tanuhi kita bisa gunakan untuk mandi dan berendam. Kawasan hutan tropis banyak jenis flora yang begitu indah. Seperti kantong semar dan anggrek meratus yang terkenal hingga ke seluruh negeri.

Jangan lupa juga, ada Sungai Amandit yang merupakan ikon tersendiri dari Pegunungan Meratus. Sungai Amandit  ini memiliki air yang sangat jernih dan begitu segar ketika menyentuh ke kulit. Dihiasi bebatuan yang menyelip disekitar sungai, membuat panoramo sekitaran sungai ini semakin menarik. Kita juga bisa menaiki rakit bambu untuk menelusuri aliran sungai yang membelah lebat hutannya.

Sejak dahulu, area tersebut merupakan tempat tinggal bagi suku asli Dayak. Tempat tinggal suku Dayak asli biasa di sebut Balai. Balai merupakan rumah tradisional asli suku dayak yang memiliki ukuran 3 sampai 4 meter dan dapat menampung 7 kepala keluarga.

Menurut catatan pihak berwenang setempat, ada 43 balai di 9 desa di Ds. Loksado. Dan beberapa Balai yang paling terkenal hingga ke luar negeri adalah Balai Hambawang Masam, Balai Kacang Parang, Balai Haratai serta Balai Adat Malaris.   (Sumber: Kalimantanku)
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done