Bhayangkara News : Budaya
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 Juli 2025

Bhabinkamtibmas Desa Sembung Gede dan Pecalang Amankan Kegiatan Upacara Ngaben


Polres Tabanan-Polsek Kerambitan, Selasa 8 Juli 2025; Bhabinkamtibmas Desa Sembung Gede Aipda I Gusti Komang Karyawan dan  pecalang Adat Batuaji Kawan melaksanakan pengamanan kegiatan Ngaben di Banjar Batuaji Kawan Kaja Desa Sembung Gede. 


Kegiatan Pengamanan dilaksanakan mulai Pukul 08.00 s/d 09.30 Wita. Upacara Ngaben a. n. almarhum  an: l GUSTI MADE SULANDRA, Lk, umur 77 Thn meninggal karena sakit yang bertanggung jawab bendesa Adat Batuaji Drh I Wayan Murjana.

selama kegiatan upacara dapat berjalan lancar sesuai rencana. 


Seijin Kapolres Tabanan AKBP Chandra C.Kesuma,S.I.K., M.H., Kapolsek Kerambitan AKP I Putu Budiawan mengungkapkan bahwa Bhabinkamtibmas sebagai perpanjangan tangan Kepolisian di garda terdepan akan selalu hadir dalam kegiatan apapun yang ada di desa binaannya untuk memberikan rasa aman dan memberikan pelayanan Kepolisian di tingkat desa. 


(Humas Posek Kerambitan)

Selasa, 30 April 2024

Memperingati Hari Buruh Polsek Denbar Lakukan Persembahyangan Bersama

 


Denpasar - Dalam rangka memperingati hari Buruh pada hari Rabu (1/5/2024) pagi, seluruh personil Kepolisian Sektor Denpasar Barat (Polsek Denbar) melaksanakan persembahyangan bersama untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sanghyang Widhi Wasa sehingga kegiatan Kepolisian dapat berjalan dengan baik dan lancar serta selalu dalam lindungannya.


Dengan sembahyang bersama diharapkan tugas tugas pokok Kepolisian dan pelayanan masyarakat dapat berjalan lancar sesuai yang diharapkan, persembahyangan bersama yang dilaksanakan di Pura Padmasana Polsek Denbar dituntun oleh Ipda I Komang Alit Sapta Wiryawan, S. H., serta diikuti Pejabat Utama dan anggota yang beragama Hindu.

Dijelaskan oleh Kapolsek Denbar Komisaris Polisi I Gusti Agung Made Ari Herawan, S. IK., bahwa, kegiatan persembahyangan bersama ini dilaksanakan oleh personilnya untuk memohon kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa sehingga tugas tugas yang  dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar, diharapkan seluruh personil mendukung seluruh kegiatan yang telah direncanakan.


"Seluruh personil memiliki peran penting masing-masing sesuai tugasnya, dalam doa yang dipanjatkan, dimohonkan berkah dan keselamatan agar setiap personil dapat menjalankan tugas Kepolisian dengan baik, menjaga situasi kamtibmas di wilayah kecamatan Denpasar Barat agar tetap kondusif, serta dapat melaksanakan pengamanan hari Buruh dengan aman dan lancar", ucapnya.


Kegiatan persembahyangan bersama ini berjalan dengan aman dan lancar, sekaligus menjadikan momentum untuk mempererat kebersamaan dan spiritualitas bagi personil Polsek Denbar. (*)

Rabu, 21 Juni 2023

Sekaa Gong Banjar Jasri Belega Ungkap Spirit Perjuangan Kebo Iwa



Duta Gong Kebyar Dewasa Kabupaten Gianyar untuk Pesta Kesenian Bali (PKB) ke XLI tahun 2019 Sekaa Gong Panji Kumara Mas dari banjar Jasri, Belega, Blahbatuh berkolaborasi dengan Sekaa Gong Dwija Cita Langu, Karang Taruna Putra Persada, Sukawati menunjukkan performa spektakuler pada pergelaran gong kebyar tingkat dewasa dalam rangkaian HUT Kota Gianyar ke-248 di Open Stage Balai Budaya, Minggu (28/4) malam.

Persembahan perdana dimulai dengan atraksi tabuh kreasi kekebyaran “Ambarawa”, yang bermakna angin, nafas, kekuatan maha dashyat berasal dari kesadaran, menjadi energi maha positif halus. "Ambarawa, merupakan refleksi kekuataan kebersamaan, dan kepekaan alam,” jelas Kepala Bidang Seni dan Budaya Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar Wayan Jagra.

Selanjutnya, SG Panji Kumara membius penonton dengan tari kreasinya bertajuk Panji Bala Aga, yang membawa spirit Kebo Iwa menjadi semangat perjuangan masyarakat Blahbatuh pada masa kini. Semangat itu terpancar dalam konsistensinya melestarikan kearifan lokal kerajinan Bambu di Belega

Kemudian Solah Ngerawit “Hyang Tri Semaya” membuat penonton semakin larut dalam alunan gambelan. Bercerita tentang Sang Hyang Wisnu dalam semadinya, melihat ketidakwajaran di Marcepada. Hyang Tri Semaya, Brahma, Wisnu, Iswara turun ke marcepada membuat kesenian. Seni tabuh, seni tari diiringi para gandarwa. Terbang ke segala penjuru untuk menyebar kesenian. Dewa Wisnu menari telek, Brahma menari Tupeng Bang, dan Sang Hyang Iswara menjadi Barong Suari.

Penampilan pamungkas dari SG Panji Kumara Mas menyuguhkan Swara Yantra. Yaitu tentang hidup menjadi karunia ketika sudah melampaui lapisan - lapisan kesadaran tubuh, hingga mencapai kesadaran diri sejati. Nada Swara adalah Yantra atau sarana untuk menuju Hyang Maha Swara yaitu Iswara. Getaran dari lantunan nada-nada purwa, digarap dalam sentuhan kekinian dengan memberdayakan nada-nada Gong Kebyar, sebagai sarana untuk menuju Hyang Maha Swara.

Usai penampilan memukau dari SG Panji Kumara Mas, berikutnya SG Dwija Cita Langu, Karang Taruna Putra Persada Sukawati menunjukkan performa yang tidak kalah takjub. Dengan mempersembahkan tabuh pat lelambatan kreatif (Wangsul), mereka berhasil menjaga energi penonton yang seakan tiada habisnya untuk tetap menikmati pertunjukan.

Menurut Jagra, Wangsul dalam hal ini diartikan sebagai pulang kembali ke jati diri sesungguhnya. Sebab, selama ini, di dunia sudah sangat penuh dengan aktivitas dan kreativitas yang kadang membuat jenuh, sehingga menghasilkan kegelisahan hati berkepanjangan. Penata ingin kembali tunjukkan jati diri penuh dengan kelembutan, kehalusan, keagungan, dan ketenangan.

Selanjutnya, penampilan kedua berupa tabuh kreasi ‘Maskumambang’. Adalah gending kebyar yang diciptakan tahun 2007 silam oleh composer Nyoman Winda ini merupakan sosok kumbang memiliki warna kemilau keemasan. Maskumambang menjadi simbol dari jenis serangga indah yang menginspirasi gending kreasi gong kebyar, memberi dinamika yang saling merendah, dan mengukur setiap batas kekuatan warna yang ada. Sehingga memunculkan keterpaduan yang indah. Berikutnya, performa terakhir dari Gong Kebyar Dewasa itu ditutup dengan tari kebyar duduk.


Original Link Source:

Sabtu, 26 November 2022

Kabag Ops Polres Tabanan Pimpin Pengamanan Parade Budaya Nusantara Dalam Rangka HUT Tabanan ke-529



Tabanan -  Untuk keamanan dan kelancaran pelaksanaan Parade Budaya Nusantara yang berlangsung pada hari Minggu tanggal 27 Nopember 2022 pagi, Personil Polres Tabanan melakukan pengamanan kegiatan dimaksud dengan menempati pos penugasan yang telah ditentukan. Kegiatan parade budaya digelar adalah dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Tabanan ke-529 tanggal 29 Nopember 2022 .


Seijin Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra, S.I.K , M.H.,  Kabag Ops Polres Tabanan Kompol I Nyoman Sukadana, S.H., M.H.,

mengatakan bahwa "Dalam pengamanan ini menugaskan 62 Personil Polres Tabanan, yang terdiri dari satuan Samapta, Lalu Lintas, Pam Obvit, Binmas, Reskrim, Intelkam dan Polsek Tabanan. Pengamanan dilaksanakan bersinergi dengan TNI Kodim 1619 Tabanan, Dinas perhubungan, Satpol PP Pemkab Tabanan dan pecalang Desa Adat Kota Tabanan". Ungkap Kabag Ops Polres Tabanan.


Kabag Ops Polres Tabanan juga menjelaskan bahwa personil pengamanan telah ditempatkan pada persimpangan jalan dan lokasi Tribun utama di jalan Gajah Mada Tabanan. "Kami tempatkan personil di sepanjang jalur jalan Pahlawan dari simpang TL Wagimin, depan Kantor Bupati, Simpang TL Pahlawan, Simpang Jalan Tarumanegara, Simpang sakenan, jalan Gajah Mada, simpang catur muka, simpang Patuhg Sagung wah, simpang LP dan simpang Jalan Kaswari. Semua kendaraan saat berlangsungnya kegiatan di tribun utama jalan gajah Mada, arus lalulintas dialihkan ke jalur lainnya. Sedangkan jalan Pahlawan dari simpang sakenan berlaku setengah badan jalan." ungkap Kabag Ops Polres Tabanan 

yang memimpin langsung pengamanan.


Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan masyarakat tampak sangat antusias menyaksikan parade budaya ini, dari jalan pahlawan sampai dengan jalan Gajah Mada Tabanan tampak masyarakat berjejer di pinggir jalan menyaksikan lewatnya iring iringan Parade Budaya. Selama kegiatan berakhir pada pukul 11.20 Wita tersebut berlangsung dengan aman.


(Humas Polres Tabanan)

Senin, 05 Agustus 2019

Burung Garuda Raksasa Besutan Pemuda Mulyorejo Tampil Di Karnaval Umum Desa Krecek




KEDIRI,LINTASBATASINDONESIA.COM - Pemerintah Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Jawa Timur tahun ini menggelar karnaval umum lebih awal diantara desa desa yang ada di Kabupaten Kediri. Sabtu (03/8/2019).

Karnaval umum ini diselenggarakan Pemerintah Desa Krecek dalam rangka untuk memperingati PHBN Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 74 tahun bertemakan Budaya.

Terdapat 33 jumlah peserta karnaval umum diantaranya adalah peserta dari Dusun, peserta Pemuda Karangtaruna, peserta dari Lembaga dan peserta dari RT turut meriahkan acara tersebut.

Peserta karnaval umum ini dimulai pukul 13:00 WIB secara simbolis diberangkatkan langsung oleh Kepala Desa Krecek Krisbanu dan Ketua Karang Taruna Desa Nur Rokim ber start dilapangan SMPN 1 Badas dan berakhir di Dusun Mulyorejo.




Kurang lebih 4 km jarak tempuh yang dilalui oleh peserta karnaval umum ini hingga selesai menjelang malam.

Bertemakan Budaya, dari 33 peserta yang ada ,ada salah satu peserta dari Dusun Mulyorejo menampilkan sebuah karya unik replika lambang kebesaran negara indonesia yaitu Garuda Raksasa Pancasila .
Peserta yang dimaksud adalah peserta dari Karang Taruna Pemuda Kita Mulyorejo Seduluran .


Meski tidak sebesar yang dibayangkan, namun replika garuda raksasa pancasila ini berukuran tinggi 2,60 meter dengan lebar sayap 2,70 meter dan tebal 10 cm.


Garuda pancasila raksasa ini berdiri tegak ditancapkan diatas sebuah kendaraan roda empat dengan dihiasi payung budaya Bali ,serta dua buah kain warna poleng dan merah .

Hariono, salah satu perwakilan dari Karangtaruna Pemuda Kita Mulyorejo Seduluran mengungkapkan bahwa "tema  budaya yang diangkat oleh Pemerintah Desa Krecek diacara karnaval umum untuk memperingati HUT RI Ke 74 ini sangat tepat sekali lantaran tema ini mengingatkan kembali akan pentingnya saling menghormati satu sama lainnya .

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan budaya, bahasa,suku agama, keyakinan ,ras maupun golongan yang bisa disatukan dalam simbol lambang negara indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang dicengkeram Garuda Pancasila,  berbeda beda tetap satu jua ,dengan demikian akan tercipta sebuah kerukunan anatar umat beragama "ujar Hariono .


Ia juga menjelaskan proses dalam membuat replika garuda raksasa ini dikerjakan bersama - sama oleh Karang Taruna Pemuda Kita Mulyorejo Seduluran selama satu minggu ,sehingga sehari sebelum acara karnaval umum digelar ,garuda raksasa ini sudah rampung dan siap ditampilkan.


Dalam karnaval umum tersebut, juga terlihat dari panitia penyelenggara desa menggunakan pakaian adat budaya,
Seperti rombongan dari kepala desa dan perangkatanya semua berpakaian jawa dan bertopi blangkon mengendarai kereta kuda.

Hampir semua peserta pada waktu itu menggunakan pakaian adat nusantara sesuai tema yang dibawa " pungkasnya.(tim)

Jumat, 14 September 2018

Sarasehan Budaya Bersama Gus Naf'an, Kenalkan Situs Sejarah Dan Budaya Desa Tunglur

KEDIRI -  Sedikitnya terdapat 100  orang lebih pada hari Kamis malam (13/9/2018) berkumpul di halaman Petilasan Adipati Minak Sengguruh yang terletak di Sentanan Dusun Tunglur Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Jawa Timur untuk menggelar "Sarasehan Budaya "bersama Gus Naf'an Shalahuddin dari Wates Kediri, Sarasehan Budaya ini diselenggarakan bersama Pengurus Abdi Dalem Minak Sengguruh salah satu paguyupan yang diresmikan Pemdes Tunglur untuk pelestarian petilasan yang ada di Desa Tunglur.

Hadir dalam acara sarasehan budaya malam itu diantaranya, Gus Naf'an Shalahuddin bersama santri santrinya, Kepala Desa Tunglur bapak Mashudi, Kepala Dusun se Desa Tunglur, Tokoh Masyarakat Desa Tunglur, Tokoh Agama Desa Tunglur, Ketua MWCNU Kecamatan Badas, Gus Asrori Dari Ponpes Sumbersari Kencong Kecamatan Kepung, Kyai Nur Ali, Ketua Paguyuban Petilasan Adipati Minak Sengguruh, Khoirul Anam bersama 14 anaggotanya, Damar Panuluh Nusantara Rianto dan tim, Komunitas Laskar Harinjing Kabupaten Kediri, Komunitas GMPK Kediri, Mantan Panwaslu 2 Periode Murjito, Laskar Supit Urang, Paguyupan Situs Calonarang Kecamatan Gurah Kediri,Komunitas Pare Kulon dan juga dari Radio Airlangga Fm, Radio BJ Fm ,Awak media serta masyarakat Desa Tunglur.

Bahwa acara ini diselenggarakan dalam rangka mempererat tali silaturrahmi antar umat beragama khususnya yang berada di Desa Tunglur, dan memperkenalkan salah satu temuan terbaru berupa batu cagar budaya yang ada Desa Tunglur itu sendiri,


Sebulan yang lalu, masyarakat Desa Tunglur khususnya dan sekitarnya telah digegerkan dengan temuan serpihan dan potongan batu diduga cagar budaya yang ditemukan oleh abdi dalem minak Sengguruh di area pekarangan warga di sekitar petilasan, hal itu diluar dugaan, karna selama ratusan tahun masyarakat Desa Tunglur belum pernah mengetahui hal itu, yang diketahui hanya sebuah kayu atau pathok pengikat tali kuda yang saat ini diabadikan sebagai pepunden Desa Tunglur itu sendiri.

Untuk mengantisipasi adanya rumor atau kesalah pahaman di kalangan masyarakat atas penemuan cagar budaya, maka paguyupan abdi dalem minak Sengguruh mengajak masyarakat dan instasi pemerintahan Desa menggelar sarasehan budaya ,supaya bersama sama dapat mengangkat ke arifan lokal budaya yang ada di Desa Tunglur.

Dalam sambutannya Ketua Paguyupan Abdi Dalem Minak Sengguruh, Khoirul Anam berharap agar cagar budaya yang diduga tersebut sesegera dapat dikunjungi oleh tim peneliti dari dinas terkait, dan kami beberapa hari yang lalu juga sudah berkordinasi dengan dinas pariwisata purbakala Kabupaten Kediri untuk dilakukan peninjauan lebih lanjut.

Sementara Kepala Desa Tunglur Mashudi, mengucapkan terimakasih kepada masyarakat khususnya abdi dalem minak Sengguruh dan juga teman teman media yang sudah berupaya membantu Desa Tunglur dalam mengangkat budaya lokal, maupun situs cagar budaya yang ada di Desa Tunglur itu sendiri, kami minta saran nya dan wawasannya agar cagar budaya yang diduga tersebut sesegera dilakukan penelitian, dan bisa menjadi destinasi wisata religi daerah serta mampu mengangkat perekonomian masyarakat.

Dalam hal ini Gus Naf'an Shalahuddin yang merupakan motivator /budayawan mengajak masyarakat agar temuan temuan cagar budaya yang diduga ini untuk dilindungi dan dilestarikan, karena ini adalah bukti fisik yang tidak dapat dipungkiri, karena cagar budaya yang ditemukan tersebut usianya bisa ribuan tahun dan memiliki nilai tinggi, banyak kolektor yang mengincar atau mencari benda benda kuno tersebut untuk dijual, namun apakah mungkin batu cagar budaya yang bernilai tinggi ini akan beralih ke orang lain, bahkan yang lebih berharga lagi adalah batu cagar budaya tersebut memiliki nilai sejarah yang tidak dapat dinilai karna tidak semua daerah dapat memiki cagar budaya seperti yang dimiliki oleh di Desa Tunglur.

Kami sangat bangga dengan keberadaan cagar budaya yang baru ditemukan ini, karena saya yakin usianya sudah ribuan tahun dan itu ada di Desa Tunglur, harapan kami mari dari Pemerintah Desa bersama masyarakat untuk peduli bersama sama melindungi, mengangkat budaya kearifan lokal dan melestarikan cagar budaya warisan leluhur dihadapan dunia.

Dan ini akan menjadi salah satu destinasi wisata religi yang ada di Desa Tunglur itu sendiri, yang dapat mengangkat perekonomian masyarakat Desa menjadi sejahtera, karna akan banyak pengunjung yang akan berkunjung ke situs ini nanti.

Sementara dari tim Damar Panuluh Nusantara Rianto menjelaskan, bahwa temuan temuan yang ada di Desa Tunglur ini ada kesamaan bahkan serupa dengan cagar budaya yang ada di Situs Calonarang Gurah Kediri yang sudah legal atau diresmikan oleh pemerintah daerah.

Saya bersama tim disini hanya sebatas mendampingi masyarakat untuk mengungkap benda benda kuno bersejarah  yang ada di Desa Tunglur yang usianya diperkirakan ribuan tahun dan itu merupakan salah satu warisan leluhur nenek moyang yang mempunyai nilai tinggi dimata dunia.

Awalnya Saya penasaran dengan cagar budaya yang ditemukan oleh salah satu tim kami, karena 90 persen temuan itu sama dengan cagar budaya yang ada di situs Calonarang, kepada masyarakat jangan salah paham ya dan jangan di campur adukkan antara akidah dengan budaya dan sejarah, ini lebih kepada pelestarian cagar budaya " Dan beberapa minggu yang lalu kami sudah berkordinasi dengan BPCB Jatim Trowulan, bahwa akan lebih cepatnya pemerintah desa membuat laporan atas temun temuan cagar budaya yang diduga tersebut agar sesegera dilakukan penelitian.

Gus Naf'an Shalahuddin juga menambahkan bahwa masyarakat harusnya bangga dengan cagar budaya yang ditemukan ini, ini nanti bakal menjadi salah satu wisata religi ,dan jangan kaitkan dengan akidah, karna leluhur kita dulunya adalah orang orang yang membuat candi atau cagar budaya "kita sebagai anak keturunannya wajib memelihara dan melindungi supaya tetap terjaga kearifan lokal budaya maupun sejarah.

Untuk memperjelas agar masyarakat tidak bingung, Rianto menunjukkan satu persatu batu cagar budaya dihadapan masyarakat agar masyarakat lebih paham apa yang dimaksud dengan warisan leluhur,


Acara sarasehan budaya yang dikemas di halaman petilasan adipati Minak Sengguruh malam itu merupakan momen luar biasa apa lagi didukung tempatnya yang masih alami terdapat pepohonan dilingkungan petilasan tersebut.
Tidak hanya itu, adat dan budaya masyarakat Desa Tunglur masih kental akan budaya leluhur salah satunya yang disuguhkan malam itu adalah tumpeng berlaukan ikan loh (lele) ditambah makanan camilan dari polo pendem berupa telo (singkong) kacang tanah rebus, dan ubi ubian.


Ditempat terpisah usai acara, Sudarsono selaku Koordinator acara sekaligus paguyupan abdi dalem minak Sengguruh, berharap kedepan setelah acara ini masyarakat dapat paham dan membantu kami dalam melalukan upaya pengumpulan batu cagar budaya agar dapat dimanfaatkan bersama sama, dengan cara dilestarikan dan dikenalkan kepada masyarakat luas.(har)
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done